Museum Manusia Purba di Sangiran - Wisata Edukasi

Informasi Harga Tiket Masuk, Lokasi dan Fasilitas Lengkap


Tahun 1937 Para Arkeolog Dunia meningkatkan Eksplorasi di wilayah Sangiran

Jangan Lupakan Sejarah

Hai Sahabat Traveling.. kali ini kami akan mengajak sahabat semua untuk wisata edukasi mengenal sejarah dan budaya yang ada di Indonesia.

Ingat pesan sang pemimpin kita terdahulu Bapak Presiden Ir. H. Soekarno berpesan: “Jangan Sesekali Meninggalkan Sejarah” karena sejarah itu penting untuk masa depan dikemudian hari nanti.

Dengan pengetahuan tentang sejarah kita dapat mengambil keputusan, tindakan, serta kemungkinan yang akan terjadi dihari esok dalam pengembangan suatu sistem yang lebih baik.

Lokasi Museum Sangiran

Maka dari itu sahabat traveling akan kami ajak untuk berkunjung ke salah satu museum terkenal di Indonesia yaitu “Museum Manusia Purba”.

Nah kalian semua sudah pernah kesini apa belum..? seru deh kalau kesini, selain tempatnya luas, bisa menambah wawasan kita untuk ilmu pengetahuan.

Museum Sangiran ini terletak di Jawa Tengah, Kabupaten Sragen tepatnya di Desa Krikilan, kawasan ini disebut Kubah Sangiran yang berada dikaki Gunung Lawu, disana kita dapat mengunjungi sebuah museum besar yang di dirikan pada tahun 1977.


Tahun 1969 sudah ditemukan fosil lengkap sebuah tengkorak dari Homo Erectus di Sangiran

Bidang Ilmu

Semua yang ada di museum ini merupakan hasil temuan dalam bentuk fosil-fosil dari masa lampau, hal ini di kerjakan oleh seorang ahli yaitu Arkeolog, mereka meneliti hasil temuan berupa artefak & ekofak dari jaman sejarah & prasejarah.

Bagi kalian yang ingin menjadi seorang arkeolog, maka disaat kuliah nanti bisa mengambil jurusan Arkeologi, cocok banget buat kalian yang hobi traveling, karena kalian akan ditugaskan untuk penelitian ketempat-tempat yang belum pernah terjamah.

Apa itu Arkeolog..?

Menurut Prof (Ris). Dr. Harry Truman Simanjuntak seorang Arkeolog terkenal di Indonesia, beliau menyebutkan bahwa arkeolog itu adalah sebuah ilmu yang mempelajari kehidupan di masa lampau melalui peninggalan-peninggalannya.

Peninggalan tersebut dapat berupa Artefak, Ekofak dan Fitur. melalui temuan dari hasil penelitian itu para arkeolog me-rekonstruksi ulang sejarah dan kebudayaan serta cara-cara hidup serta perilaku manusia di masa lampau.

Warisan Dunia

Dunia penelitian di berbagai belahan dunia semakin berkembang, maka pada saat itu datanglah para peneliti-peneliti dari berbagai Negara menuju Indonesia, dimana pada saat itu Indonesia masih dalam kekuasaan Belanda, lalu pada tanggal 6 Desember 1996, UNESCO meresmikan Situs Peninggalan Sejarah ini, dengan luas 56 Km sebagai Lokasi Cagar Budaya yang merupakan Warisan Dunia yang harus dilestarikan dengan meliputi dua wilayah yaitu Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar.

Laut Dalam

Kurang lebih 2,5 Juta tahun yang lalu wilayah Sangiran dan sekitarnya merupakan daerah yang terletak disebuah laut dalam. Bukti dari jejak itu semua terdapat di wilayah sangiran ini yaitu tanah lempung biru yang disebut sebagai Formasi Kalibeng, disana juga ditemui lempung hitam yang disebut dengan Formasi Pucangan, Proses pengangkatan dan letusan gunung api pada masa itu membuat Sangiran beralih menjadi ke laut dangkal.


Sekitar 800-900 ribu tahun yang lalu Bumi dan Alam Semesta ini selalu terjadi proses perubahan yang membuat sebagian besar wilayah Sangiran berubah menjadi daratan, sehingga formasi tersebut bernama Notopuro. Proses alam yang begitu banyak dan silih berganti apa yang ada didalamnya terperangkap didalam lapisan tanah diwilayah itu hingga mencapai ratusan meter dibawah permukaan tanah menjadikan kawasan tersebut sangat penting bagi ilmu pengetahuan dan kehidupan dimasa yang akan datang.

Kehidupan Masa Lampau
ilustrasi kehidupan masa lalu
 
Perkembangan migrasi manusia purba dimasa itu menjadi sebuah misteri yang mesti di pecahkan untuk mendukung ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang, sebab di Sangiran ditemukan bukti-bukti perjalanan manusia purba dari Afrika ke Asia, pada masa 1,5 juta tahun yang lalu, mereka datang dan berkembang dengan membawa peralatan seperti kapak genggam, kapak pembelah, bola dan masih banyak lagi bukti sejarah yang ditemukan di Sangiran ini.
 
Icon Museum Sangiran
iCon Museum Sangiran

Pada tahun 1930’an ada seorang peneliti yang datang ke Sangiran beliau berasal dari jerman bernama GHR Von Koenigswald, beliau merupakan seorang ahli Paleoantropologi dan berhasil menemukan fosil Homo Erectus, dia merupakan seorang ahli yang bekerja pada pemerintah Belanda saat itu, namun Sebelum Beliau juga ada seorang peneliti bernama Eugene Dubois yang menemukan fosil Pithecanthropus Erectus di daerah Trinil Ngawi pada tahun 1891, beliau adalah seorang ahli Paleoantropologi dan Geologi.
=